Selasa, 11 November 2008

Tergetar hati bacanya..... so inspiring

Sebelumnya minta maaf buat pak Ryad, artiel bagusnya yang juara I di copy ke blog saya.....
Buat menginspirasi saya pak...

Oleh: Ryad Kusuma

**
Awal mulanya...


Sekitar bulan april / may 2006, lupa, saya browsing internet, mencari
peluang apa yang bisa dijual. Sebetulnya masih agak malas untuk mulai
cari-cari usaha sampingan lagi. Apalagi belum lama sempat tidak untung dalam
usaha penjualan software aplikasi handphone sms murah 10 perak via internet.

Searching kesana kemari, akhirnya masuk di blognya pak Roni Yuzirman. Disitu
ada artikel tentang tawaran kios gratis untuk usaha di M2S dan di PGMTA. Wah
kok enak sekali, sewa kios gratis di daerah elit pula. Bagaimana ya caranya
supaya bisa dapat akses ke informasi seperti ini?

Karena ada milisnya (TDA, tangandiatas@yahoogroups.com), saya coba untuk
subscribe disana. TDA adalah singkatan dari Tangan Di Atas. Artinya kurang
lebih pengusaha kaya yang lebih suka memberi daripada menerima.

Ternyata artikel di blognya pak Roni serta isi email di milis sangat luar
biasa. Artikel motivasi, sharing dari teman-teman yang beruntung memperoleh
kios gratis, sharing dari teman-teman yang sudah mulai membuka usaha...
Kenapa saya nggak ikut memulai?

Pertanyaan pertama, apa yang mau saya jual?

Pertanyaan ini lama berada di benak saya, sampai suatu saat saya membaca
email sharing dari pak Hadi Kuntoro soal usahanya. Dari beberapa kali japri,
saya tau apa yang dijual, dan yang membuat saya kaget adalah omzetnya.
Edan... jualan jilbab ternyata bisa laku banget.

Saya coba datang langsung ke toko pak Hadi di bekasi, ternyata disana memang
jilbabnya bagus-bagus. Rabbani. Saya baru lihat jilbab seperti itu. Dan
beneran, wanita yang pakai kerudung itu jadi kelihatan lebih cantik dan
modis. Nggak terkesan tertutup.

Setelah diskusi dengan istri, ok, kita putusin jual kerudung instant
Rabbani, tapi bagaimana bisa dapat harga bagus? Bagaimana jalur
distribusinya?

Dari searching di web, saya dapat no. telp dan email di bandung. Setelah
komunikasi beberapa kali, saya dapat contact person agennya di bekasi
berikut segala macam persyaratannya.

Sekarang, mau jualan dimana? Tempat belum ada, pegawai belum ada, saya dan
istri juga masih berstatus karyawan dengan lokasi kantor yang cukup jauh
dari rumah. Kantor saya di kawasan industri Delta Silicon Cikarang,
sementara istri di kawasan industri Pulogadung. Dan rumah kami ada di
cibubur.

Kami coba bicarakan hal ini dengan Ibu Mertua, karena memang beliau dulunya
suka dagang, hanya saja setelah almarhum Bapak Mertua pensiun, beliau lebih
aktif dalam kegiatan keagamaan.

Ternyata beliau bersedia membantu, ok, kita jualan dari garasi rumah mertua.

Sekitar pertengahan July 06, kita datangi Ibu Agen Rabbani di bekasi yang
ternyata rumahnya luarbiasa jauh, kita ngobrol-ngobrol, setelah final, kita
coba beli barangnya. Awalnya kita diminta belanja barang senilai Rp. 3 juta.

Rp. 3 juta.. jilbab semua, harus laku dalam sebulan, bisa nggak ya? Kalau
nggak laku gimana? Kalau laku, berarti harus belanja lagi, padahal rumahnya
jauh mana macet lagi... gimana ngaturnya? Pusing juga...

Tapi pokoknya Bismillah...

Selain dari garasi Ibu Mertua, kita coba titipkan barang di beberapa tempat.
Istri sampai bela-belain cuti dari kantor untuk bergerilya ke berbagai
sekolah muslim dan toko-toko untuk bisa titip barang. Seminggu berjalan
ternyata hasilnya menggembirakan. Kita bisa belanja lagi, walaupun jauh.

Ini memicu kita untuk lebih serius memikirkan kelanjutan usaha ini. Kita
mulai cari-cari lokasi usaha yang cocok di dekat-dekat rumah. Ternyata
muahal-muahal ya yang namanya lokasi untuk usaha itu. Ada kios sederhana di
pinggir jalan utama, minta 24 juta pertahun, dan dibayar untuk 2 tahun, 48
juta.. weleh... nggak sanggup.

Suatu malam, pulang kantor, istri mampir ke plaza cibubur, salah satu mall
di wilayah cibubur yang lokasinya berada di seberang perumahan yang kami
tempati. Sebelumnya saya sudah mencoba menghubungi pengelola tempat di plaza
ini tapi kurang memperoleh respon positif.

Kebetulan dia secara tidak sengaja bisa langsung menemui EO pengelola tempat
di lt. 3 dan diberitahu masih ada 1 kios kosong tapi lokasinya mentok di
pojok, waduh.. Harga sewanya sih masih masuk budget dan yang paling enak
adalah bisa dibayar bulanan... sip.. sip.. ambil aja deh. Soal lokasi, ya
gimana lagi.. yang penting masuk dulu walau hati kecil sebetulnya agak ragu,
tapi semangat dari istri bisa sedikit menular.

Yang bikin deg-degan, kita cuma dikasih waktu sekitar 10 hari untuk buka
kios. Belakangan, ternyata ada salah seorang yang sudah booking kios di
lokasi yang lebih baik ternyata mengundurkan diri, jadilah kiosnya kita
ambil.

Grabak grubuk... beli peralatan toko di tanah abang (ternyata harga disana
ga lebih murah), gotong-gotong kepala manekin untuk display jilbab, gawang
untuk gantungan baju, ram kawat untuk gantungan jilbab, berat euy... Panggil
tukang langganan utk perbaiki dekorasi interior kios. Interior dikerjakan
malam hari, setelah mall tutup, sampai menjelang dini hari selama beberapa
malam.

Oiya, nanti yang mau jualan siapa? Orangnya jujur apa nggak? Gajinya berapa?
Berapa orang yang mau jaga? Jam kerjanya bagaimana? Bagaimana caranya supaya
dia mau bekerja dengan baik, bisa menawarkan barang? Aduh.. masih banyak
pertanyaan. Kalau sudah begini bawaannya ingin ngomel melulu, stress...

Finally, hari sabtu tanggal 5 agustus 2006, menjadi hari yang bersejarah.
Setelah 16 tahun saya dan istri kerja kantoran, pagi itu kita berdua (eh
bertiga dink sama si kecil Nadya) sukses berdiri menjadi penjaga toko,
hehehe...

Saat ini… 1,5 tahun kemudian…

Tanpa terasa waktu sudah berjalan hampir 16 bulan dari pertama kali action
bersama TDA. Banyak hal yang dulu rasanya tidak mungkin terjadi ternyata
sekarang sedang kami jalani.

Sharing dari teman-teman TDA baik di milis, di blog atau melalui email,
chatting dan diskusi langsung banyak menambah wawasan kami. Pengetahuan yang
tidak hanya bagus pada teori tapi dapat langsung di praktekkan di lapangan.
Ide-ide bagaimana mengembangkan usaha agar tidak stagnan. Produk apa saja
yang sedang tren dipasar. Mesin bisnis apa yang bisa dipakai untuk menambah
cashflow. Bagaimana mengelola usaha dan cashflow agar bankable. Bagaimana
mengelola hutang agar mendukung perkembangan usaha. Dukungan semangat dan
motivasi serta silaturahmi dari teman-teman komunitas. Sharing winning
dilakukan tanpa perlu merasa sungkan atau khawatir dianggap pamer, karena
semua dilakukan dengan niat saling menginspirasi dan berbagi.

Bunga yang tumbuh di kebun bunga lebih mudah mekar berkembang daripada yang
tumbuh sendirian di gurun pasir. Analogi ini saya bandingkan dengan usaha
yang akan kita jalankan.

Jika kita bergabung dengan orang-orang yang memiliki getaran yang sama, arah
yang sama, tujuan yang sama, maka apa yang akan kita capai akan dapat
diperoleh dengan lebih mudah karena semua saling mendukung. Kekurangan yang
kita miliki dapat tereliminasi atau paling tidak diminimalisir oleh rekan
yang lain. Dan ini yang saya peroleh dari Komunitas TDA.

Sama sekali saya tidak menyangka pertumbuhan usaha yang saya jalankan 1,5
tahun lalu akan melesat sedemikian rupa. Angkanya mungkin tidak spektakuler
jika dibandingkan dengan pertumbuhan usaha sebagian orang lain. Tapi saya
hanya membandingkan dengan diri saya sendiri.

Saya sudah bekerja sebagai karyawan sejak kuliah di tingkat 2, sekitar 17
tahun yang lalu. Demikian juga istri saya. Selama 17 tahun ini saya merasa
nyaman dengan apa yang telah saya peroleh. Memang kadang saya melakukan
bisnis kecil-kecilan seperti usaha angkutan, jualan baju, jualan pulsa,
menyewakan properti dll. Tapi, kecuali menyewakan properti, semua usaha yang
telah dilakukan tidak bertahan lama. Semua karena mindset saya terhadap
usaha itu hanya sebagai usaha sambilan, iseng-iseng saja.

Memang awalnya membuka usaha Ruzika Collection inipun awalnya iseng juga.
Tapi dengan berjalan waktu yang tiada hari tanpa membaca sharing di
komunitas TDA, mindset kami, saya dan istri, mengalami transformasi.

Usaha yang satu ini harus berkembang, tumbuh menjadi salah satu pilar
ekonomi dalam rumah tangga, sehingga dalam 1-2 tahun nanti kami bisa 100%
mengurus bisnis ini.

Kalau di TDA, biasanya kita bicara Dream, Strategy dan Action. Dream saya
adalah Ruzika Collection akan memiliki 10 toko baru dalam 5 tahun ke depan
dengan omzet total 1 milyar per bulan.

Dream itu akan saya capai dengan strategi membuka jaringan toko retail di
berbagai mall dengan mencopy-paste keberhasilan di satu toko. Cashflow dan
profit di jaringan toko tsb akan diinvestasikan kembali di properti dalam
bentuk toko yang lain dan hasil dari bisnis di toko baru ini akan dipakai
untuk membiayai properti tsb.

Semua upaya Action akan diarahkan untuk mencapai Dream dengan memakai
Strategi diatas. Target tahunan adalah membuka 2 toko baru.

Dan alhamdulillah setelah 1,5 tahun usaha ini kami jalankan, saat ini kami
sudah berhasil mengcopy-paste 3 toko baru sehingga total kami sudah
mengembangkan 4 toko dimana 3 diantaranya adalah properti milik sendiri dan
hanya satu yang masih sewa karena memang di mall tempat toko itu berada
hanya memberlakukan sistem sewa.

Sementara dari sisi omzet, selama 2007 yang lalu, angka 1 milyar sudah
terlampaui di awal bulan oktober. Bandingkan dengan modal 3 juta yang saya
gunakan untuk modal awal membeli jilbab dulu. Dan profit dari usaha yang
baru berumur 16 bulan ini sudah jauh melampaui penghasilan dari pekerjaan
yang sudah 17 tahun saya jalankan.

Sungguh suatu peluang yang luar biasa. Benar-benar pencapaian yang sama
sekali tidak terbayangkan pada saat awal usaha. Memang perjalanan ribuan
kilometer selalu diawali dengan satu langkah kecil. Dan di sepanjang
perjalanan kehidupan, kita akan selalu menjumpai berbagai hal baru yang
menakjubkan.

Memasuki usia 2 tahun, TDA semakin menarik perhatian banyak orang. Semakin
banyak orang terlibat, semakin banyak orang merasakan spirit TDA, semakin
banyak orang yang akan merasakan manfaatnya seperti apa yang sudah saya
rasakan dan jalani selama bergabung dengan TDA. Roda sudah berputar, tinggal
menjaga kecepatan dan arahnya. Selamat !


Tulisan untuk menyambut milad 2 TDA - 27 Januari 2008

Senin, 03 November 2008

Kisah tukang Pempek

Dah luama banget nih nggak ngisi blog.....

Seringnya nyebut orang yang jualan dengan sebutan 'tukang....'
Nyebut penjual bakso ya 'tukang bakso', nyebut penjual tanaman ya 'tukang tanaman...
So, nyebut diri sendiri ya...'tukang baju' :p

Ceritanya udah beberapa hari ini sempet memperhatikan penjual2 apa lewat depan rumah
Sampe memerhatikan tukang pempek yang lewat setiap jam 1/2 5 sore.
Pada awal dia jualan.... cuma gerobak aja... lewat...
Dalam hati saya, mana ada orang yang tau klo dia jualan pempek tanpa melihat gerobaknya...
Kebetulan gerobaknya emang ditulis... Pempek Palembang
Bunyi aja nggak... mungkin yang beli orang2 yang tau klo dia jualan pempek dan harus di depan rumah... (di luar)
Orang yang di dalem gak mungkin beli... krn emang gak tau ada yang lagi jualan keliling...
(Bingung gak maksudnya...? muter2 gak nulisnya....?)
Tapi ternyata keesokan harinya, ada inovasi baru dari si tukang pempek.... dia bunyiin salah satu mangkoknya......., mungkin ngasih tau ke orang2 yang di dalem rumah.... kalo ada yang lagi jualan....
Sempet nggak memerhatikan lagi beberapa hari... eh tau2 jam 1/2 5 kedengeran bunyi berisik, ganggu ditelinga... bunyinya dog..dog dog kenceng lagi...
Dalem hati saya, ini orang jualan atau bangunin orang yang lagi pada tidur kesorean....
Di tengok keluar... eh ternyata si tukang pempek lagi ... improvisasi kali ya....
Cuma ya... nggak enak banget gitu bunyinya..., jadi kayak jualan sambil marah2....

Eh... ternyata kemarin, bener2 deh buat pelajaran buat saya...
Si tukang pempek dengan speaker yang gak cempreng dan enak di denger berbunyi...'Pempek...pempek....' berulang2....

Mungkin dengan semangat dan improvisasi dari perubahan2 dia mengevaluasi omzet yang diterima...
Mungkin setelah dengan speaker itu omzetnya naik....
Makasih mas tukang pempek yang udah menyadarkan aku yang lagi larut....
Mudah2an Ciliku terus mengimprove... dan semoga bukan bukan sekedar wacana....